Suara tua yang
lemah terdengar sayu dengan suara batuknya yang menyayat hati seperti tajamnya
pisau belati. Memilukan sekali,sudah 7 bulan mak’e menderita penyakit yang
sulit diterawang oleh para dukun dan juga bidan didesa kecil tempat beliau
tinggal.
Tetes demi tetes
keringat diseka,terkadang jatuh terbuai oleh angin. Matahari yang seakan berada
diatas kepala memberikan rasa seperti berada didalam periuk raksasa. Lelah kaki
saat bpk’e mengayuh sepeda dengan jarak 35 KM.gerigil-gerigil kerikil seakan
ikut bertasbih dibawah kayuhan sepeda tua bapak ku. Perjuangan beliau untuk
memberikan kesehatan pada mak Q.
Kembali
lagi kesedihan seakan menjadi belenggu dan memenjarakan fikiran mak dan bapak
Q. Mak Q diponis oleh bidan terkena penyakit kanker dan harus segera dioprasi,
Sedangkan Para dukun kampong mengatakan kalau mak Q terkena guna-guna dari para
tetangga yang tidak suka dengan kedua orang tuaku.
Esok
adalah hari penentuan nyawa mak Q, Abangku yang saat itu baru berusia 10 bulan,
Harus menerima imbas dari penyakit mak Q,sejak kecil abang dirawat oleh kakak
laki-lakiku.Sejak melahirkan abangku mak Q mengalami penyakit misterius yang
semakin hari-semakin misterius saja.Malam ini adalah malam terahir Mak Q
sebelum diberangkatkan. Kegundahan dan kegelisahan bapak Q semakin menjadi
seperti akan dating bala tentara dengan berjuta pasukan akan merebut mak dari
tanggan bapak.Jika tidak ada tempat untuk bersandar maka selalu ada lantai
untuk bersujud. Suara jangkrik yang berdayu-dayu member hiburan memecah
keheningan malam. Bait-demi bait do’a dilantunkan
0 comments:
Post a Comment